DISTRIBUSI DAN KERAPATAN JENIS LAMUN DI FEEDING GROUND DUGONG DI PULAU HIRI PROVINSI MALUKU UTARA

R I D W A N, R I Y A N I (2021) DISTRIBUSI DAN KERAPATAN JENIS LAMUN DI FEEDING GROUND DUGONG DI PULAU HIRI PROVINSI MALUKU UTARA. Sarjana thesis, Universitas Khairun.

[thumbnail of COVER.pdf] Text
COVER.pdf - Published Version

Download (29kB)
[thumbnail of ABSTRAK.pdf] Text
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (237kB)
[thumbnail of BAB I.pdf] Text
BAB I.pdf - Published Version

Download (260kB)
[thumbnail of DAFTAR  PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (142kB)

Abstract

Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang terdiri atas 4 famili, 12 genus dan 60 spesies yang hidup dan berkembang baik pada lingkungan perairan laut dangkal, estuarine yang mempunyai kadar garam tinggi, daerah yang selalu mendapat genangan air ataupun terbuka saat air surut, pada subtrat pasir, pasir berlumpur, lumpur lunak dan karang. Juraij (2014) menyatakan bahwa lamun merupakan salah satu feeding ground bagi dugong. Jejak makan atau feeding trail yang ditinggalkan oleh dugong dapat di-jadikan indikator keberadaannya. Dugong (Dugong dugon), merupakan mamalia pemakan tumbuhan atau disebut juga mamalia herbivor, makanan utamanya adalah lamun (seagrass). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui distribusi jenis lamun di pesisir pantai Kelurahan Tafraka, Menganalisis kerapatan lamun di pesisir pantai Kelurahan Tafraka, Mengetahui keberadaan dan jejak makan dugong dipesisir pantai Kelurahan Tafraka. Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan metode menggunakan metode transek garis dan transek kuadrat (petak pengamatan). Pada setiap stasiun dibuat transek yang ditarik sepanjang 50 m tegak lurus garis pantai dengan jarak antara transek adalah 50 m. Pada setiap transek diletakkan kuadrat pengamatan (titik pengamatan) berukuran 0,5 m x 0,5 m dengan jarak antara titik pengamatan adalah 10 m sebanyak 4 kuadran dalam suatu transek. Pada setiap titik pengamatan dilakukan pengambilan data yaitu distribusi lamun, dan kerapatan lamun. Metode yang digunakan untuk mendata kemunculan dugong ada 2 yaitu, metode pertama, melakukan penyelaman (diving) mencari keberadaan dugong dan jejak makan feeding trail di kawasan padang lamun, Metode kedua yaitu dengan melakukan wawancara terhadap nelayan yang melakukan aktivitas pada kawasan feeding area tersebut. Spesies lamun di perairan Kelurahan Tafraka berdasarkan hasil penelitian di ke 3 stasiun yang cukup representatif yaitu ditemukan 6 spesies lamun yaitu Cymodecea rotundata,Cymodocea serrulata, Halophila spinulosa, Halodule pinifolia , Halodule uninervis dan Enhalus acoroides. . Dilokasi penelitian Cymodecea rotundata secara umum memiliki pola distribusi acak, jenis Cymodocea Serrulata memiliki pola yang sama yaitu distribusi acak, Halodule uninervis memiliki pola distribusi cenderung mengelompok, Halodule pinifolia memiliki pola distribusi mengelompok, Halophila spinulosa memiliki pola distribusi cenderung mengelompok dan jenis Enhalus acoroides memiliki pola distribusi acak. Berdasarkan hasil analisis nilai tertinggi indeks dominasi jenis lamun terdapat pada stasiun 2 yaitu jenis Halodule uninervis dengan nilai 0.19, dan terendah Enhalus acoroides dengan nilai 0,03 pada stasiun I. Kerapatan lamun tertinggi yaitu pada jenis Halodule uninervis mencapai 21,17 ind/m2, jenis ini ada pada setiap stasiun disebabkan karena pada lokasi penelitian kebanyakan substrat lumpur dan berpasir, sedangkan nilai kerapatan terendah ditemukan pada jenis Enhalus acoroides yaitu 3.50 ind/m2. Hal ini disebabkan karena jenis ini di temukan pada setiap stasiun namun sangat rendah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: V Naval Science > V Naval Science (General)
Divisions: Fakultas > Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas > Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas > Perikanan Ilmu Kelautan
Depositing User: Yurni Naser
Date Deposited: 02 Mar 2023 00:49
Last Modified: 02 Mar 2023 00:49
URI: http://digilib.unkhair.ac.id/id/eprint/2985

Actions (login required)

View Item View Item