ANALISIS PENJATUHAN PIDANA DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DENGAN PWMBERATAN SECARA BERLANJUT MELALUI STELSEL ABSORPSI

Hamdani, Kalbi (2024) ANALISIS PENJATUHAN PIDANA DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DENGAN PWMBERATAN SECARA BERLANJUT MELALUI STELSEL ABSORPSI. Sarjana thesis, Universitas Khairun.

[thumbnail of A. COVER.pdf] Text
A. COVER.pdf - Published Version

Download (65kB)
[thumbnail of C. ABSTRAK.pdf] Text
C. ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (73kB)
[thumbnail of E. BAB I.pdf] Text
E. BAB I.pdf - Published Version

Download (256kB)
[thumbnail of J. DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
J. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (13kB)

Abstract

Kalbi Hamdani. ’Analisis Penjatuhan Pidana Dalam Tindak Pidana Penggelapan Dengan Pemberatan Secara Berlanjut Melalui Stelsel Absorpsi (dibawah bimbingan Muhammad Amin Hanafi selaku pembimbing I dan Isyana Kurniasari Konoras selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pola pemberatan pada tindak pidana penggelapan dengan pemberatan secara berlanjut dalam hal penjatuhan pidana melalui stelsel absorpsi; serta untuk mengetahui dan mennganalisis konsistensi hakim dalam menentukan sanksi melalui stelsel absorpsi penjatuhan pidana perbuatan berlanjut. Penelitian ini menggunakan metode hukum yuridis normatif. Sebagai bahan untuk mengawali penelitian dalam melakukan pendekatan perundang-undangan (statute approach), serta pendekatan kasus (case approach). Adapun sumber data yang digunakan ialah data sekunder (studi kepustakaan) yang terdiri dari bahan hukum primer; bahan hukum sekunder; bahan hukum tersier. Hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :1) yaitu analisis yuridis terkait pola penjatuhan pidana dalam tindak pidana penggelapan dengan pemberatan yang dilakukan secara berlanjut melalui stelsel absorbsi, yang mana pada putusan No. 38/Pid.B/2023/PN Tte dan Putusan No. 140/Pid.B/2020/Pn Tte telah memenuhi unsur terdapat hubungan sedemikian rupa. Akan tetapi, pada penjatuhan pidanya adanya kekurangan pertimbangan hukum hakim terhadap kedaan memberatkan pada tindak pidana penggelapan, sehingga dalam hal ini tidak mempengaruhi penentuan lamanya pidana (strafmaat) terhadap stelsel absorpsi. 2) Masalah dalam stelsel absorpsi yang tidak memiliki pola penjatuhan pidana yang jelas dalam hal penentuan bobot lamanya pidana, tentu saja dalam hal demikian akan menimbulkan penjatuhan mengenai berat-ringanya pidana yang tidak terukur dan tidak konsisten khusunya untuk membedakan dengan penjatuhan pidana dalam kasus tindak pidana tunggal. Kata Kunci : Tindak Pidana Penggelapan dengan Pemberatan Secara Berlanjut, Penentuan Pidana, Strafmaat

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: K Law > KZ Law Criminal
Divisions: Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Fakultas > Ilmu Hukum
Karya Ilmiah > Ilmu Hukum
Karya Ilmiah > Ilmu Hukum
Karya Ilmiah > Ilmu Hukum
Karya Ilmiah > Ilmu Hukum
Depositing User: Rini R. Thalib
Date Deposited: 25 Apr 2025 05:44
Last Modified: 25 Apr 2025 05:44
URI: http://digilib.unkhair.ac.id/id/eprint/4668

Actions (login required)

View Item View Item